KEBUDAYAAN BANGSA SUMERIA



Fakta mengejutkan pada sisa-sisa Bangsa Sumeria adalah menulis. Seni mengagumkan tampaknya sudah cukup maju, cocok untuk mengekspresikan pemikiran yang kompleks dalam perdagangan, puisi dan agama. Prasasti tertua yaitu batu, dan tanggal rupanya sejauh 3600 SM Menuju 3200 SM tanah liat tablet muncul, dan sejak saat itu bangsa Sumeria tampaknya pada masa kejayaan dalam penemuan besar. Ini adalah keberuntungan kami bahwa orang-orang dari Mesopotamia menulis bukan pada tempat yang rapuh, kertas singkat dan mudah memudar tinta, tapi pada tanah liat lembab dengan baji seperti (runcing) tempat stylus. Dengan bahan lunak ini juru tulis menyimpan catatan, dieksekusi kontrak, menyusun dokumen resmi, properti dicatat, penilaian dan penjualan, dan menciptakan budaya di mana stylus menjadi sebagai perkasa sebagai pedang. Setelah selesai menulis, juru tulis memanggang tablet tanah liat dengan api panas atau di bawah sinar matahari, dan membuatnya demikian naskah yang jauh lebih tahan lama dibandingkan kertas, dan tidak lebih dari batu abadi.Perkembangan script runcing adalah kontribusi luar biasa dari Sumeria ke peradaban umat manusia.[1]
Pada mulanya, tulisan hanyalah metode pencatatan berupa gambar yang dipersingkat. Bahkan sebelum zaman Neolitik, manusia sudah mulai menulis. Gambar-gambar yang dibuat manusia Azilia di atas batu, menunjukan permulaan proses itu. Banyak diantaranya mencatan perburuan dan ekspedisi,dan sebagian besar menggambar tokoh-tokoh manusia scara sederhana. Tetapi dalam beberapa catatan, pelukisannya tidak peduli dengan kepala dan anggota badan, dia menandai manusiadengan coretan tegak dengan satu dengan satu atau dua coretan melintang. Peralihan dari gambar ini ke tulisan gambar konvesional yang padat adalah peralihan yang mudah. Di Sumeria tulisan dibuat diatas tanah liat dengan sebuah tongkat. Colekan-colekan huruf segera sangat tak serupa dengan benda-benda yang diwakili. Tetapi di Mesir, manusia digambarkan di dinding dan diatas carik buluh papyrus (kertas pertama), dan kemiripan dengan benda yang ditirukan masih ada. Dari fakta bahwa gaya-gaya kayu digunakan di Sumeria membuat tanda-tada berbentuk baji, tulisan Sumeria disebut tulisan berbentuk baji (gambar dala berbentuk baji) atau sering juga disebut tulisan paku karena bentuknya menyerupai paku.
Satu langkah penting menuju tulisan dibuat ketika gambar digunakan untuk menunjukan sesuatu yang bukan benda yang digambarkan, tetapi untuk menggambarkan benda yang serupa. Di dalam teka-teki bergambar untuk anak-anak dengan usia yang sesuai, hal ini masih dilakukan sampai sekarang. Kita menggambar sebuah kemah (camp) dengan tenda-tenda dan sebuah lonceng (bell), dan sang anak menduga dengan gembira bahwa gambar ini nama seorang Skotlandia yakni Campbell. Bahasa Sumeria adalah bahasa yang terbuat dari suku kata-suku kata yang dikumpulkan, ketimbang seperti bahasa-bahasa Amerindian atau sezamannya. Bahasa ini sangat siap mendukung metode penulisan suku kata yang mengungkapkan ide-ide yang tidak dapat disampaikan oleh gambar-gambar scara langsung.
Penemuan tulisan sangat penting dalam perkembangan masyarakat dunia. Ia mencatat persetujuan-persetujuan, hukum, serta titah-titah. Ia membuat  pertumbuhan ke negara yang besar daripada negara-negara kota kuno. Ia juga memungkinkan suatu kesadaran historis yang berkesinambungan. Titah imam atau raja dan capnya, dapat pergi jauhmelalui pandangan dan suaranya, serta dapat lestari setelah kematiannya. Menarik untuk dicatat bahwa di Sumeria kuno, penggunaan cap-cap ini sangat banyak. Seseorang seorang raja atau seorang bangsawan maupun seorang saudagar, mempunyai cap yang sering diukir dengan seni yang tinggi. Cap itu ditekan pada setiap dokumen lempung yang disahkannya. Hal ini menunjukan betapa dekatnya peradaban dengan percetakan enam ribu tahun lalu. Kemudian lempung itu di keringkan sampai keras dan menjadi permanen. Pembaca harus ingat, bahwa di negeri Mesopotamia, selama tahun-tahun yang panjang, surat-surat, catatan-catatan dan laporan-laporan semuanya ditulis di atas ubin yang nyaris tak dapat dihancurkan. Berkat itulah kita mendapat pengetahuan di masa lalu.[2]
Sistem tulisan ini selanjutnya dipakai oleh bangsa-bangsa yang menguasai kawasan Mesopotamia. Tulisan ini memenuhi kebutuhan masyarakat secara keseluruhan. Kita dapat menelusuri penciptaan tulisan yang dibuat dari piktograf-piktograf ( yakni, gambar-gambar orang, benda, peristiwa dan tindakan) seperti yang telah dijelaskan di atas. Langkah kreatifnya adalah penciptaan ideogram, lalu penciptaan fonem-fonem ( yakni tanda-tanda konvesional yang mewakili bunyi-bunyi yang digunakan sebagai bahasa tutur). Tulisan mereka merupakan kombinasi ambigu dan arbiter antar fonem-fonem dan ideogram-ideogram. Kelemahan ideogram adalah jumlah yang sangat banyak, kelebihannya dibanding fonem adalah bahwa sebuah ide dan tanda dapat diasosiasikan scara permanen. Walau demikian, fonem-fonem memiliki kelebihan dibanding ideogram dalam hal jumlahnya yang terbatas.[3]
Tulisan Bangsa Sumeria juga disebutkan bentuknya menyerupai paku, sehingga disebut tulisan paku. Tulisan paku ini mirip dengan huruf China. Tulisan paku bangsa Sumeria itu dipahat pada lempengan tanah liat yang dibakar atau dikeringkan. Tulisan paku menjadi dasar tulisan latin yang kita pergunakan sekarang ini. Dalam ilmu pengetahuan, bangsa Sumeria memberikan sumbangan yang tidak kecil terhadap peradaban dunia, meskipun tidak sebesar bangsa Mesir kuno. Beberapa pengetahuan dapat diungkapkan di sini antara lain ialah tulisan paku. Tulisan paku ialah tulisan yang berbentuk baji (irisan) yang tertulis di atas lempengan-lempengan tanah kering dalam bentuk empat persegi. Pada awalnya tulisan ini menggunakan sistem pictografi. Scara berangsur-angsur sistem sistem itu berubah menjadi lambang ujaran (phoenitik signa) hingga menjadi 150 lambang ujaran (huruf).
Dari catatan tertulis dan gambar, inilah maka fase awal kehidupan peradaban Sumeria menunjukan ciri-ciri yang sama dengan anggota lain dari kelompok masyarakat yang darinya lahir peradaban yang dikenal paling tua. [4]
Kemudian seni yang juga ada pada masa Bangsa Sumeria yaitu seni pahat. Seni pahat bangsa Sumeria terdiri dari relief-relief yang digunakan untuk dekorasi dan isinya berupa cerita-cerita yang berupa bentuk badan manusia ataupun binatang. Manusia yang kekar adalah bentuk khas seni pahat yang paling digemari oleh bangsa Sumeria.
Kemudia Bangsa Sumeria juga memiliki tradisi yaitu tradisi kesusasteraan Epik Gilgamesh, kisah Falsafah dan cara hidup masyarakat Mesopotamia. Tentang kepahlawanan Gilgamesh, ada sifat dua pertiga tuhan, satu pertiga manusia. Wajah tampan, ada kekuatan dan keberanian. Telah memerintah dan memberikan perlindungan kepada Kota Uruk. Diceritakan juga merupakan kehidupan yang kekal dan kesaktian.
Seni selanjutnya yaitu dalam bidang arsitektur, orang Sumeria membangun kotanya menurut tata aturan kota yang terencana. Bangunan umumnya terbuat dari batu bata dan tanah liat. Juga memiliki kemampuan mengolah logam, dari pengolahan logam dihasilkan cermin, tongkat-tongkat, kapak, dan perlengkapan senjata lainnya. Mereka juga pandai membuat pakaian lenan, perkakas dari tembikar dan tembaga, serta perhiasan dari emas.[5]




[1]Will Durant 1942.. Story of Civilization:. Orient Our Heritage New York: Simon and Schuster. Hal. 122
[2] H.G.Wells Short History of The World, Sejarah Dunia Singkat,Jogjakarta,Indolestari,2013,hal 58.
[3] Arnold Toynbee,2004,Sejarah Umat Manusia;Uraian Analitis, Kronologis, Naratif dan Komparatif.terj Agung Prihantoro dkk.Yogyakarta;Pustaka Pelajar.hal 89
[4]Loc.cit.hal 89
[5]Will Durant 1942.. Story of Civilization:. Orient Our Heritage New York: Simon and Schuster. Hal. 121

Komentar