Kerajaan Binanga Di Kota Subuhsalam

Asal Usul Kerajaan Binanga

Kerajaan Binanga berdiri pada abad ke-19 yaitu sekitar tahun 1812 Masehi.Jika diperhitungkan, Kerajaan tersebut hanya memerintah kurang lebih sekitar 133 tahun. Kerajaan Binanga juga merupakan Kerajaan Islam dilihat dari penggunaan tahun Hijriyah serta nama rajanya yang memakai bahasa arab yaitu Raja Zainuddin dan Raja Ali. Adapun Raja kedua dari Kerajaan Binanga adalah Raja Zainuddin atau Raja Kaharuddin.Raja Zainuddin merupakan keturunan kedua dari Raja Bereng, ayah dari Raja Zainuddin adalah Merah Tangkas.Merah Tangkas mempunyai empat orang anak diantaranya Zainuddin, Merah Ali, Merah Kuning dan Merah Hidjau.Namun, yang menjadi raja hanyalah Raja Zainuddin.Adapun jabatan Raja diwarisi oleh kakeknya Raja Bereng sedangkan ayahnya Merah Tangkas tidak mempunyai kedudukan sebagai Raja di Kerajaan Binanga.

Adapun Raja kedua dari Kerajaan Binanga adalah Raja Zainuddin atau Raja Kaharuddin.Raja Zainuddin merupakan keturunan kedua dari Raja Bereng, ayah dari Raja Zainuddin adalah Merah Tangkas.Merah Tangkas mempunyai empat orang anak diantaranya Zainuddin, Merah Ali, Merah Kuning dan Merah Hidjau.Namun, yang menjadi raja hanyalah Raja Zainuddin.Adapun jabatan Raja diwarisi oleh kakeknya Raja Bereng sedangkan ayahnya Merah Tangkas tidak mempunyai kedudukan sebagai Raja di Kerajaan Binanga.Raja Zainuddin merupakan sosok pemimpin yang tegas. Pada masa pemerintahannnya, diperintahkan kepada seluruh masyarakat yang berada di bawah pemerintah Kerajaan Binanga untuk shalat jum’at di masjid kerajaan, oleh karena itu setiap hari jum’at seluruh masyarakat dibawah pemerintahan Kerajaan Binanga shalat di masjid tersebut.

Setelah Raja Zainuddin wafat, ia kemudian dimakamkan berdekatan dengan komplek istana kerajaan Binanga, sedangkan Jabatannya sebagai raja digantikan oleh anaknya yang bernama Raja MangkutoPada masa Raja Mangkuto, Kerajaan Binanga mulai didatangi oleh kolonial Belanda. Pada masa Raja Mangkuto tidak banyak hal yang diketahui mengenai kerajaan pada masa pemerintahannya, disebabkan tidak adanya catatan-catatan mengenai hal tersebut.Mengenai wafat dan makam beliau juga tidak diketahui.Raja yang terakhir dari Kerajaan Binanga adalah Raja Luas, ia merupakan anak dari Raja Undah yang merupakan saudara dari Raja Ali. Pada masa Raja Luas, kerajaan sudah kuasai oleh Jepang.oleh karena itu, raja dan para pengapitnya tidak berdaya untuk melakukan perlawanan terhadap para penjajah

Adapun penyebab runtuhnya Kerajaan Binanga disebabkan Belanda dan Jepang telah menguasai wilayah setempat serta mengendalikan perekonomian berupa memeras raja dan rakyatnya dalam hal perekonomian.Oleh sebab itu raja beserta rakyatnya tak kuasa untuk melawan para penjajah dan tidak mampu lagi untuk menegendalikan perekonomian kerajaan sehingga menyebabkan mundurnya kerajaan.Ketika Indonesia merdeka seluruh wilayah Indonesia yang mempunyai sistem kerajaaan dihapuskan karena ingin dibentuk menjadi suatu negara. Salah satu kerajaan yang dihapuskan adalah Kerajaan Binanga, Kemudian wilayah-wilayah yang dulunya merupakan kerajaan dijadikan sebagai kemukiman

.Peninggalan Kerajaan Binanga merupakan bukti bahwa Kerajaan Binanga pernah berdiri dan memerintah di wilayah Subulussalam.Peninggalan tersebut berupa benda yang bergerak dan tidak begerak. Peninggalan Kerajaan Binanga dapat diklasifikasikan seperti benda-benda istana, senjata pertahanan Kerajaan, rumah ibadah dan komplek pemakaman yang didalamnya terdapat nisan kuno.

1.       Meriam 

Meriam adalah sebuah senjata yang digunakan ketika terjadi perang. Meriam berbentuk tabung yang memiliki laras panjang dan dilengkapi dengan lubang mesiu. Meriam memiliki ukuran yang berbeda-beda.Pada awalnya meriam terbuat dengan ukuran besar-besar sehingga sulit untuk dibawa dan digerakkan, namun seiring dengan perkembangan teknologi, meriam dibuat dengan ukuran yang standar dan mudah untuk dibawa serta digerakkan ketika sedang menhadapi perang. Kerajaan Binanga mempunyai sebuah meriam dengan panjang laras 194 cm dan lingkaran lubang mesiu 12 cm, seluruh bagian meriam tersebut terbuat dari bahan besi sehingga merupakan benda yang berat dan tidak mudah untuk dipindah-pindah. 39 Meriam Kerajaan Binanga berada di depan masjid Kampong Binanga dan disamping rumah warga. Meriam terletak diatas sebuah lingkaran pondasi tanpa atap dan dinding oleh sebab itu meriam terkena langsung oleh sinar matahari dan curah hujan.Dampak dari demikian bagian permukaan meriam terlihat rapuh dan berkarat.Selain itu, terlihat dari warna meriam, memberikan gambaran bahwa meriam pernah dicat dengan warna merah dan putih sehingga meninggalkan bekas cat dan menghilangkan warna aslinya.Pada masa pemerintahan Kerajaan Binanga, Meriam tersebut dijadikan sebagai senjata pertahanan kerajaan dari serangan musuh dan difungsikan ketika hendak melawan musuh. Menurut catatan sejarah, pada masa pemerintahan Raja Ali meriam pernah difungsikan untuk menggertak Kerajaan Samar dua yang ada di Aceh Singkil

2.      Nisan

Selain benda-benda peninggalan Kerajaan Binanga yang peulis sebutkan terdahulu, juga terdapat nisan-nisan yang ada dalam komplek pemakaman Kerajaan Binanga sebagai memperkuat bukti bahwa Kerajaan Binanga pernah memerintah di wilayah setempat.Komplek pemakaman Kerajaan Binanga tersebut berada di samping masjid Kampong Binanga dan di belakang Sekolah Dasar Negeri Binanga. Dalam komplek pemakaman Kerajaan Binanga terdapat 41 nisan dengan 30 batu berukir dan 11 merupakan batu alam tanpa ukiran

Berdasarkan penjelasan diatas, terdapat dua jenis batu nisan dalam komplek pemakaman Kerajaan Binanga dan seluruh nisan tersebut merupakan batu nisan buatan Aceh. Jenis nisan pertama adalah oktagonal dengan tipe yang berbeda dan yang kedua adalah nisan slab bersayap dengan tipe sejenis. Jika diambil perbandingan antara nisan yang ada di komplek Kerajaan Binanga  nisan oktagonal mulai beredar di wilayah Aceh pada abad ke-18 dan tetap dipakai pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20. Sedangkan nisan slab bersayap dibuat pada abad ke-15 dan tetap dipakai oleh masyarakat Aceh hingga awal abad ke-19. Jadi, nisan yang berada dalam komplek makam merupakan bukti bahwa awal abad ke- 19 berdirinya Kerajaan BinangKomplek pemakaman Kerajaan Binanga merupakan komplek pemakaman keluarga kerajaan dan para perangkatnya. Dalam komplek pemakaman tersebut terdapat jenis nisan dengan ukuran dan motif yang berbeda hal tersebut sangattergantung antara hubungan pemilik nisan dengan kerajaan. Selain dalam komplek pemakaman di luar komplek juga terdapat nisan, namun nisan-nisan tersebut merupakan nisan masyarakat pada masa pemerintahan Kerajaan Binanga dan nisan pada masa sekarang.

artikel ini berasal dari hasil penelitian DEVA RISKA OPRASIANTI, mahasiswa PKL UINSU 2020 

Komentar