Teori Sejarah Awal Islam Di Australia

 Masuk dan berkembang nya Islam dia Australia



    populasi Muslim pertama dalam jumlah yang cukup banyak datang dari penunggang unta pada dasawarsa 1800an. Sebagian besar dari tanah di Australia berupa padang pasirdengan temperatur yang sangat tinggi dan sedikit sumber mata air. Unta merupakan binatang yang sangat ideal untuk kondisi tersebut dibandingkan dengan kuda, maka pada tahun 1840 seorang bernama Horrick memasukan (Import) pertama kalinya mendatangkan binatang unta ke Australia sebagai hewan pengangkut barang di padang pasir, tetapi pada misi kali ini ia gagal

    Pada tahun 1860 datang kembali sebanyak 24 Unta. Binatang Unta digunakan sebagai hewan pengangkut barang di daerah padang pasir yang memiliki temperatur sangat tinggi. Dengan banyaknya unta yang digunakan untuk jasa pengangkut barang tentunya dibutuhkan seorang yang ahli dalam menunggangi unta, maka didatangkanlah saat itu penunggang unta yang pertama kali nya dari Afghanistan untuk mengoperasikan 24 hewan unta tersebut. Setelah kejadian tersebut mulailah menyusul banyaknya imigran dari Afghanistan ke Australia. Sekitar kurang lebih 10.000-12.000 unta didatangkan ke Australia sekitar tahun 1860 sampai 1907. Sekitar 3000 Muslim yang berasal dari Afghanistan bekerja sebagai pengangkut air, makanan, maupun barang-barang di daerah yang sulit untuk dilalui. (Sehat, 2013)

    Selain itu banyak penduduk Asli setempat yang melakukan perkawinan lawan jenis dengan penunggang unta Afghanistan dan menghasilkan keturunan. Oleh sebab itu mulai banyak muncul Muslim di Australia. Adapun Muslim yang direkrut dari kolonial Belanda dan Inggris di Asia tenggara guna bekerja di industri mutiara Australia pada akhir abad ke-19 sampai awal abad ke-20.

    Australia tidak memiliki agama resmi di negaranya, artinya bahwa setiap masyarakat bebas untuk menganut setiap agama, kebudayaan dan kepercayaan yang mereka pilih bahkan penduduk Australia juga bebas untuk tidak memiliki kepercayaan atau memeluk agama, karena yang menjadi poin penting dalam perbedaan ini adalah bagaimana mereka hidup rukun tanpa harus melanggar peraturan yang ada.

    Kewarganegaraan di Australia memberi hak tertentu untuk seorang Muslim dan tempat untuk mereka beragama. Kewarganegaraan di Australia memberikan keamanan, kebebasan, keadilan, persamaan, kebebasan kepercayaan, privasi, dan kesejahteraan. Dalam kehidupan kontemporer Australia, Muslim dari seluruh dunia telah membantu membentuk suatu bangsa dimana Muslim telah mengembangkan hubungan dagang antara Australia dengan beberapa negara-negara Muslim, khususnya Timur Tengah.Jumlah penganut Islam meningkat pada kurun 26 tahun terakhir di Australia. Menurut hasil sensus 2016 yang dirilis pada selasa (27/6), dilansir dari news.com.au, jumlah masyarakat Australia yang mengidentifikasikan dirinya sebagai Muslim tumbuh 160 persen sejak 1991. Jumlah penganut Islam mencapai 2,6% dari total populasi Australia, hal ini terjadi peningkatan dibandingkan pada tahun 2001 dengan presentase hanya 2,2% (Puspita, Sensus: Penganut Islam di Australia Naik 160 Persen, 2017).

    Contoh perembangan Islam di Australia tidak hanya ditandai dengan mulai banyaknya masjid yang dibangun di kota-kota besar Australia. Pada tahun 2014 Islamic Museum Australia resmi dibuka. Tujuan awal didirikannya museum itu adalah untuk mengenalkan wajah Islam seutuhnya kepad warga Australia. Islamic Museum Australia ini terletak di Anderson Road, Thornbury, Victoria.Sherene sebagai Education Director Islamic Museum Australia menjelaskan bahwa ide didirikannya Islamic Museum Australia ini adalah untuk memberikan gambaran utuh tentangIslam kepada masyarakat. Karena saat ini masyarakat Australia banyak disajikan berbagai informasi miring tentang Islam dari berbagai media, terutama seringnya menghubungkan tindakan-tindakan ekstremisme dan terorisme dengan Islam. padaha secara jelas tindakan-tindakan tersebut sama sekali tidak berhubungan dengan islam. (Habibi, 2016)

    Selain sekolah-sekolah Muslim di Australia, universitas-universitas di seluruh Australia juga berkomitmen untuk memastikan agar mahasiswa yang beragama Islam seperti juga mahasiswa-mahasiswa yang berlatar belakang agama dan budaya lain, bebas menjalankan agama mereka di lingkungan universitas. Mahasiswa Muslim di sebagian besar universitas di Australia dapat mengakses ruang-ruang sembahyang, makanan halal dan ikut dalam kelompok pendukung mahasiswa.

    Semenjak maraknya pemberitaan Internasional mengenai Bom Bali hal ini berdampak juga bagi pendidikan Muslim di Australia dimana target juga di arahkan ke sekolah-sekolah Muslim. Pemerintah melakukan peninjauan ulang terkait kurikulum yang diajarkan sekolah-sekolah tersebut. Rencana ini banyak mendapatkan reaksi dari Muslim yang berada di Australia karena kurikulum yang diajarkan di sekolah-sekolah Muslim sama dengan kurikulum yang diajarkan oleh sekolah umum lainnya. Terlebih tidak sedikit murid dari sekolah-sekolah Muslim yang mendapatkan prestasi. Pemerintah Australia juga mengusulkan agar diadakannnya pembelajaran mengenaai nilai-nilai kemasyarakatan Australia, toleransi, tanggung jawab dan lain sebagainya, padahal pada dasarnya jauh sebelum pemerintah mengusulkan hal tersebut sekolah Muslim telah mengajarkan hal yang serupa demikian. Terlebih sekolah-sekolah Muslim tidak pernah memberi pelajaran tentang tindakan terorisme.Tidak hanya sampai disitu, Bronwyn Bishop seorang anggota parlemen dari partai liberal mengusulkan larangan pemakaian jilbab pada kegiatan sekolah. Menurutnya, jilbab dianggap sebagai hal yang bertentanggan dengan persamaan hak, nilai-nilai kemasyarakatan Australia, dan menyebabkan perpecahan. Usulan ini tentu banyak dapat kecaman dari penduduk Australia bahkan dari non-Muslim, mereka menganggap bahwa sama sekali tidak ada hubugannya antara menggunakan jilbab dengan persamaan hak, nilai-nilai kemasyarakatan Australia, apalagi sampai menimbulkan perpecahan. (Kurniawan, Sejarah Masuknya Islam Ke Australia, 2014)

Komentar