Teori Sejarah Islam Di Negeri Tirai Bambu (china)



Masuk dan berkembang nya Islam di China

    Jean A. Berlie dalam bukunya Islam in China: Hui and Uygghurs Between Modernization and Sinicization menjelaskan bahwa tersebarnya Islam di china melalui tiga (3) tahap.Gelombang Pertama, (Abad ke 8-14 M)Kerjasamanon-commercial pertama antara pemerintahChina dengan Islam terjadi pada abad kedelapan. Tercatat pada tahun 713 M seorang utusan muslim meninggalkan Ferghana salah satu daerah di Uzbekistan.Sementara itu pada kisaran abad kesembilan, salah seorang saudagar dari basrah yang bernama Ibn Wahab diterima oleh khaisar Yizong (859-873 M), sang kaisar tertarik dengan koleksi megah yang ia bawa. Selanjutnya pada tahun 1345M Ibnu Batutah mengunjungi Cantonsebagai pusat pelabuhan perdagangan orang-orang Arabdi China. Abad ke-8 hingga ke-14 inilah Islam mengalami perkembangan yang sangat pesat tepatnya dibawah kekaisaran Yizong dan Ming. Arus perdagangan juga semakin ramai karena para pedagang dariArab mampu menggeser dominasi Portugis yang sebelumnya sempat menguasai pusatperdagangan di Macao.

    Gelombang Kedua Sufi (abad ke 17-18 M) Gelomba kedua masuknya Islam di China melaluiajaran suffisme terjadi sekitar abad ke 17 M hingga 18 M. Pada tahun 1820-1876 M terjadi sebuah pemberontakandi sebelah utara dan barat daya China dan sekaligus menjadi akhir dari berdirinya negara Islam di Yunan. Raja Sulaiman (Du Wenxiu nama panggilan Chinanya) meninggal pada momentum tersebut. Pada kurun waktu yang sama, seorang yang berkebangsaan perancis bernama Garnier (1839-1873 M) menjelaskan bahwa Islam masuk ke China pada masa itu tidak lepas dari peran penting Syech Sulaiman yang berasal dari Dali. Dengan paham zahiriyahnya, ia berusaha menyebar luaskan pahamnya di daerah Gansu. Sementara itu Ningxia (tetangga dekat dari Gansu) juga terdapat seorang tokoh spirutual yang cukup berpengaruh dengan paham suffismenya yaitu Master Ma Hualong (1820-1871 M).

    Gelombang ketiga (abad ke-19 ) saat iniGelombang ketiga masuknya Islam di China merupakan reaksidari ajaran sufisme yang ditandai dengan berakhirnya abad ke-19. Terdapat ungkapan unik untuk menandai arus penyebaran Islam pada masa ini yaituthe new ofrelegion (agama baru) yang dimotori oleh Ma Wanfu (1849-1934 M). Model dakwanya sendiriterinspirasi oleh doktrin sufisme yang dia anut. Selain itupaham dan gerakan dari Ma Wanfu juga sering disebut dengan paham dan gerakan anti ortodoks.Meski paham sufiesme (the new of relegion) terbilang lebih liberal dan fleksibel jika dibandingkan dengan ajaran Islam sebelumnya, tidak menjadikan Islam pada masa itu menjadi agama yang mayoritas. Memang pemeluk Islam meningkat jika dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya.

    Sungguh sangat memprihatinkan ketika umat Islam di China yang selalu hadir dalam membangun peradaban bangsa tersebut harus kembali menelan pil pahit untuk yang kesekian kali ketika China berhasil dikonversi menjadi negeri Komunis. Kaum komunis yang berhasil merebut kekuasaan pemerintah di akhir tahun 1940-an benar-benar telah menyempurnakan pengawasanya terhadap Masyarakat Muslim di China.Mereka telah menghapuskan wakaf yang diwariskan ke masjid-masjid dan lembaga-lembaga keagamaan Islam lainya. Kondisi tersebut sangat memukul umat Islam China dan berpengaruh besar terhadap tatanan kultur sosial, ekonomi, politik serta budayanya. Bahkan kaum komunis juga menggantikan huruf Arab yang sudah menjadi ciri khas dan budaya muslim di Sinking dan Kansu menjadi huruf Cyrillik. Kita tentu dapat membayangkan bagaimana dua deminse budaya tersebut digerus habis oleh kaum komunis China. Tidak luput pajak untuk membiayai sekolah-sekolah muslim juga ikut dihapus. Bahkan dalam urusan menjalankan syariat Islam, mereka berusaha ikut campur dengan mengeluarkan peraturan yang melarang pegawai negeri/pejabat pemerintah untuk menjalankan puasa

Komentar